Di bawah kepemimpinan Sir Stamford Raffles, Inggris mengambil alih pemerintahan kolonial Hindia Belanda dari tahun 1811 hingga 1816. Periode ini melahirkan Kursi Raffles, yang terinspirasi oleh desain pembuat furnitur Inggris, Thomas Sheraton, dengan akar dari India Britania.
Gaya kursi ini sederhana namun elegan, ringan tetapi tahan lama, dan dengan cepat menjadi populer di Batavia dan keraton-keraton di Jawa. Kursi ini diproduksi dalam jumlah besar di pusat-pusat kerajinan furnitur di sepanjang pesisir utara Jawa, termasuk Jepara. Gaya kursi ini tetap populer di Indonesia hingga hari ini.
Kursi ini dibeli oleh Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia antara tahun 1948 dan 1949, tepat sebelum penyerahan kedaulatan dari pemerintah kolonial ke Republik Indonesia. Pada bulan Januari 1950, Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia berganti nama menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI).
MSJ/KLN/PRB/1051(KBG 26503)
Sonokeling/ kayu rosewood India (Dalbergia latifolia) dengan dudukan rotan
Tinggi 80 cm, Lebar 55 cm, Kedalaman 43 cm