Perjamuan Teh Sore di Batavia

-

Kunjungan atau perjamuan teh pada sore hari memainkan peran penting dalam kehidupan sosial di Batavia, terutama dalam budaya mestizo, di mana upacara minum teh dan penyajian sirih adalah hal yang umum.

 

Sebuah deskripsi dari resepsi di kediaman Gubernur Jenderal menyebutkan: “Para wanita diterima oleh istri Gubernur Jenderal dan, sesuai dengan adat istiadat Hindia Belanda, mereka dijamu teh dalam cangkir Jepang yang indah dengan tutup, oleh para budak perempuan yang berpakaian rapi.”

 

Dalam instalasi suara yang menyertainya, seniman Theo Nugraha mengambil inspirasi dari lukisan Jan Brandes Kunjungan Minum Teh di Rumah Eropa di Batavia (1779–1785) untuk menciptakan sebuah karya berjudul Batavia 18.

 

Karya ini menghidupkan suasana kunjungan minum teh pada sore hari melalui suara-suara percakapan wanita dalam bahasa Kreol Portugis Batavia, suara teh yang dituangkan, orang yang sedang memasak, dan suara burung.

MSJ/KLN/CWN/011

Porselen

Tinggi: 5,9 cm, Lebar: 7,9 cm

 

Instalasi suara oleh Theo Nugraha, 2024

Instalasi suara (berjudul Batavia 18) dikomposisi, di-mix, dan di-master dengan rekaman lapangan oleh Theo Nugraha (2024). Rekaman suara dari Juliette Angela Ermestine (Jelo) dan Lisa Michiels (Lisa).

 

Theo Nugraha adalah seorang seniman, kurator, dan organisator dari Samarinda. Theo memprakarsai proyek noise pertama di Samarinda dan telah menjadi bagian dari skena suara eksperimental Indonesia sejak tahun 2013. Diskografinya mencakup hampir 200 rilisan (www.theonugraha.bandcamp.com). Saat ini, Theo bekerja sebagai kurator di Rumah Adat Budaya Daerah Kota Samarinda dan menjadi bagian dari tim editorial Visual Jalanan.