Kotak Sirih ini dirancang untuk menyimpan barang-barang untuk mengunyah sirih, seperti daun sirih, buah pinang, kapur, dan alat-alatnya. Sirih, yang banyak dikonsumsi sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari, memiliki makna budaya dan sosial yang besar di seluruh Asia Tenggara.
Pada abad ke-17 dan ke-18 di Batavia, mengunyah sirih adalah praktik umum, terutama di kalangan wanita mestizo. Lukisan-lukisan dari periode tersebut sering menggambarkan wanita yang ditemani oleh pelayan yang membawa kotak sirih yang indah, terbuat dari emas, perak, atau kuningan, memastikan bahwa mereka selalu memiliki perlengkapan sirih di tangan. Sirih juga ditawarkan untuk menyambut tamu di Batavia sebagai bagian dari perjamuan teh sore.
MSJ/KLN/PRL/0692 (KBG 22284)
Kayu amboyna (Pterocarpus Indicus) dan perak
Tinggi: 8,5 cm, Lebar: 19 cm, Kedalaman: 13 cm