Pada tahun 1619, Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) menyerang Jayakarta (sekarang Jakarta), menghancurkan kota tersebut, dan menamakannya Batavia. VOC membangun benteng besar (Kastil Batavia), dengan temboknya yang tinggi, sebagai tempat tinggal untuk staf perusahaan, gudang, dan pusat kerajinan.
VOC mendirikan pusat-pusat kerajinan yang besar di dalam tembok kota, memusatkan semua kerajinan yang diperlukan untuk operasinya dan perluasan kota, termasuk untuk kerajinan furnitur. Daerah ini kemudian dikenal sebagai kawasan perajin dan budak.
Salah satu kelompok utama yang bekerja di kawasan perajin adalah para Mardijker, keturunan budak India berbahasa Portugis yang dibawa ke kepulauan ini oleh VOC. Musik Keroncong berasal dari kelompok ini, dan komunitas ini masih dapat berbicara dalam bahasa kreol (campuran) yang berbasis pada bahasa Portugis.