Rumah-Rumah Megah di Batavia

Pada abad ke-18, Batavia adalah kota terkaya di Asia, mendapatkan julukan "Ratu dari Timur." Para pedagang dan pejabat VOC membangun rumah-rumah megah dan perkebunan, menghiasinya dengan furnitur mewah.

 

Rumah-rumah megah ini dilengkapi dengan lemari linen besar, kabinet untuk memajang porselen Tiongkok yang indah, tempat tidur dengan detail ukiran yang rumit yang dihiasi dengan kain katun India berwarna cerah, meja tulis dengan laci tersembunyi, dan peti kayu untuk menyimpan barang berharga.

 

Dua contoh rumah ini lokasinya tidak jauh dari museum ini: Toko Merah, dibangun pada tahun 1730, dahulu merupakan tempat tinggal dan salah satu bangunan era VOC tertua yang masih bertahan di Jakarta; dan bekas kediaman Gubernur Jenderal Reinier de Klerk, dibangun pada tahun 1760, yang kini menjadi Gedung Arsip Nasional Indonesia di Jalan Gajah Mada.

 

Saat Batavia berkembang, perkebunan dengan taman yang subur dan ladang dibangun di luar tembok kota. Perkebunan-perkebunan ini membutuhkan tenaga kerja besar dari orang-orang yang diperbudak—terkadang lebih dari seratus—pria, wanita, dan anak-anak, yang dibeli dari pasar budak di kota.

 

Drawing of the rear view of Reinier de Klerk's residence by Johannes Rach ca. 1778. De Klerk and his adopted child are depicted, while slaves work in the garden. National Library of Indonesia, inv.nr. BWN VI en BG 28.