Para Perajin Furnitur

Para perajin furnitur di Batavia berasal dari berbagai latar belakang etnis dan budaya, masing-masing membawa keterampilan dan pengaruh mereka sendiri ke dalam karya mereka.

 

Banyak perajin furnitur abad ke-17 di Batavia berasal dari Pesisir Koromandel (sekarang India). Keahlian mereka dalam pencetakan tekstil chintz dan ukiran kayu, yang dipengaruhi oleh ikonografi Hindu, tercermin dalam motif bunga pada desain furnitur awal.

 

Perajin furnitur berbahasa Hokkien dan Hakka dari Fujian (Tiongkok) memainkan peran penting dalam perkembangan kerajinan furnitur Batavia pada abad ke-18, dan dikenal karena menciptakan objek pernis merah halus dengan ukiran berlapis emas. Gaya peranakan baru juga muncul, dengan desain yang dicat cerah dan dilapisi emas.

 

Meskipun kebanyakan pusat kerajinan furnitur VOC dikelola oleh orang Eropa, para perajinnya sering kali adalah orang Jawa. Pengaruh ini terlihat dalam ukiran rumit dan elemen dekoratif yang terinspirasi oleh seni dan arsitektur keraton Jawa.

 

Menjelang akhir abad ke-19, pusat kerajinan furnitur berpindah dari Batavia ke wilayah pesisir Jawa Tengah (seperti Jepara), di mana produksi ini terus berlanjut hingga hari ini.